Teknologi dalam berkomunikasi sudah mengalami banyak perkembangan. Mulai dari smartphone hingga kartu SIM. Bentuk kartu SIM terus bertransformasi dari mulai ukuran mini, mikro, hingga mengecil seukuran nano. Bahkan kini telah ada kartu SIM digital yang dikenal sebagai eSIM. Smartfren adalah operator telekomunikasi pertama yang menghadirkan Smartfren eSIM di Indonesia.
eSIM sendiri memiliki beberapa keunggulan. Salah satunya yaitu eSIM tidak perlu repot memasang kartu fisik secara hati-hati, karena eSIM sudah tertanam di dalam smartphone. Namun, eSIM juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut adalah kekurangan dari eSIM.
Butuh waktu aktivasi
Ponsel yang menggunakan eSIM tidak bisa langsung dioperasikan. Butuh waktu sekitar 15 menit setelah proses pemindaian. Berbeda dengan kartu SIM fisik yang bisa langsung aktif saat dimasukan ke ponsel.
Mudah dilacak
Pengguna ponsel yang menjaga privasi bisa dengan mudah melepas SIM Card fisik dari ponsel untuk mencegah jaringan seluler melacak keberadaan mereka. Namun, karena eSIM tidak dapat dihapus dan tertanam dalam perangkat, ponsel pengguna eSIM akan terus aktif di jaringan operator mereka, dan lebih mudah dilacak. Untuk negara yang melindungi warga negaranya, itu tidak masalah. Namun bagi pemerintah yang otoriter dan menganiaya warga negaranya, ponsel yang mudah dilacak itu bisa menjadi masalah besar.
Rentan untuk diretas
Secara keamanan pribadi, eSIM sebenarnya relatif sangat aman karena tidak dapat dihapus dan ditempatkan di perangkat lain yang diprogram dengan verifikasi. Kondisi tersebut sangat menyulitkan bagi mereka yang berniat jahat. Namun lain cerita kalau yang diretas adalah operator seluler nya. Pencuri data akan dengan mudah mendapat informasi dari operator tersebut.